Kamis, 17 Oktober 2013

Resend - Arsitektur Berwawasan Lingkungan


Arsitektur Berwawasan Lingkungan
Dengan adanya perubahan atau perkembangan kebutuhan keperluan ruang bagi penduduk menyebabkan pergeseran-pergeseran pada dunia arsitektur, sehingga menyebabkan timbulnya industri-industri bangunan. Perubahan atau perkembangan ini menyebabkan masalah dengan lingkungan, seperti pemakaian daya yang tinggi serta air yang besar. Karenanya, kementerian pariwisata serta ekonomi kreatif berusaha untuk memberikan apresiasi pada karya arsitektur anak bangsa melalui sayembara desain arsitektur nusantara.
Acara ini sudah mengusung rencana arsitektur berwawasan lingkungan dikarenakan memakai material yang tidak mengakibatkan kerusakan, tutur direktur jenderal pengembangan destinasi pariwisata kementerian pariwisata serta ekonomi kreatif Firmansyah Rahim.
Firman menegaskan bahwa pengembangan arsitektur yang berbasis lingkungan dengan terus mencermati kelokalan membutuhkan pengembangan secara terus menerus untuk mendorong serta mengembalikan arsitektur yang ramah lingkungan. Karena arsitektur yang ramah lingkungan akan memberikan dampak positif bagi kehidupan kita kelak.
Pada dasarnya, selain bangunan yang akan didirikan, para arsitek juga harus lebih mementingkan mempertimbangakan keberadaan lingkungan sekitar. Karena lingkungan yang tetap asri dan tidak rusak akan menyelamatkan kita dan anak cucu kita nanti. Tentu anda tidak mau mendirikan sebuah bangunan yang dampaknya terlihat sangat buruk bukan
Tujuan Bangunan yang berwawasan Lingkungan

Bangunan yang berwawasan lingkugan adalah bangunan yang tanggap terhadap lingkungan di mana bangunan itu didirikan,yang tujuannya adalah memberikan pendidikan dan contoh bahwa bangunan itu didirikan dengan pertimbangan-pertimbangan yang berpihak kepada lingkungan, baik itu lokasi tapak bangunan, arah bangunan,material bangunan, konsep bentuk bangunan itu sendiri,serta energy yang akan di gunakan sebagai penunjang, ada beberapa tujuan prioritas dalam mendirikan bangunan yang berwawasan ekologi
1. Sebagai contoh atau panutan bagi masyarakat secara umum bahwa betapa pentingnya kita melakukan studi lingkungan terlebih dahulu sebelum bangunan didirikan
2. Memberikan arahan ke pada masyarakat tentang wujud serta bentuk bangunan yang sesuai dengan lingkungan serta budaya sekitar
3. memberikan contoh bagaimana perletakan tapak bangunan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan pengaruh yang negative terhadap lingkungan
4. Mengikutsertakan masyarakat dalam proses pembangunan, sehingga masyarakat dapat belajar, dan terciptanya peningkatan ekonomi lokal
5. memberikan contoh yang benar terhadap pengelolaan serta perawatan bangunan ekologi, baik itu fisik bangunannya, pengelolaan limbahnya, pengelolaan sumber kebutuhan serta energi sehari -hari, pengelolaan vegetasinya, dan yang terpenting adalah prilaku manusianya
6. memberikan kontribusi terhadap lingkungan sekitar untuk merawat sumber – sumber material lokal dan mengajak masyarakat untuk dapat memahami bersama bagaiman cara merawat, menggunakan serta mamanfaatkan sumber – sumber material lokal itu sendiri.

Sampah adalah salah satu permasalahan utama yang terjadi di lingkungan kita, karena memang secara langsung bahwa lingkungan juga menghasilkan sampah, baik itu lingkungan liar ataupun lingkungan yang terkelola, namun berbeda – beda pula jeneis sampah yang di hasilkan. Di kota medan Sendiri sampah yang di hasilkan rata – rata perhari sekitar 1,200 ton/hari, atau sekitar 4.800 M3/ hari, jika penduduk kota medan berkisar 20.000 000 maka sampah rata – rata yang di hasilkan per rumah tangga sekitar 5 -16 Kg / hari .
Di dalam Eko Arsitektur sampah adalah suatu attensi yang penting di dalam menciptakan suatu hunian atau kawasan yang Ekologis, Karena Suatu hunian tidak dapat di katakana Ekologis jika sampah tidak terkelola dengan baik, ada beberapa pengaruh negatif yang di hasilkan sampah terhadap hunian yang Ekologis, yaitu:
Ø Menyebabkan lingkungan hunian menjadi kotor dan dapat menimbulkan penyakit dan pencemaran lingkungan
Ø Hilangnya nilai – nilai Estetika dan kenyamanan
Ø Menimbulkan Kerusakan terhadap fisik bangunan
Ø Dan pengaruh – pengaruh negatif lainnya
Untuk mengantisipasi hal – hal negatif di atas perlu di lakukan pengelolaan secara berkelanjutan, sehinga sampah – sampah tersebut dapat terkontrol dan bisa saja dapat termanfaatkan dengan baik, dengan cara Daur ulang, Pengkomposan, pengurukan, dan beberapa prinsip yang bias di terapakn di dalam lingkungan keseharian dengan sistem 4R, yaitu,:
a. Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
b. Reuse (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.
c. Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barang-barang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
d. Replace ( Mengganti); teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekalai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.


Referensi

http://jakartakreatif.com/index.php?option=com_content&view=article&id=39:pengertian-arsitektur&catid=11:arsitektur&Itemid=102&lang=en
http://arsitekturlingkungan.blogspot.com/2009/04/arsitektur-lingkungan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar